Keterangan :

isi blog

Rabu, 01 Februari 2012

Key Factors Be Successful



Key Factors  Be Successful

Success is the attainment of something desired or intended. Success becomes an indicator of people’s works. If people get success, it means that he is doing well. If people always get success their lives will become very good. People will be rich so that people will not lack of anything they want. Their lives will be very good. Since success makes people’s life good, it determines people’s status in the society. Rich people will get high status in the society. Success has become a must and dream for everyone. Because of that, people try hard to be successful every time they do their business. It is a goal for everyone. However, many people say that to get success is not a simple job. In fact, many people fail to get success in doing their business. Actually, there are some key factors that have to be really considered for everyone. These factors will lead everyone to the way of success. Those key factors are dream, action, and enthusiasm.
The first key factor is dream. Dream is a strongly help purpose or goal. It is very important for everyone to have a dream. It is about what we want to be in next 5 years, 10 years, or 20 years from now. Draw our dream clearly. Dream can be a criterion for someone in doing his or her next steps. It is just like a sprinter who has to see clearly the finish line. It can be imagined if the sprinter does not know where the finish line is. He may be able to run fast by all his energy. He works day and night sharing his thoughts and energy but it will be useless. It is because he does not know where the finish line is and when to achieve it. If we have a dream already, then we must try to stay focus on our dream. Dream can be the germ of our success. We must always believe that we can make the dream come true. Thus, dream is a must for everyone.
The second key factor is action. Having a dream only will be useless without taking it into action. We have to take action to make our dream comes true. We should not suspend it. We can take action now as the old saying say “If we wait too long, you miss the boat.” This concept has been proven by many successful people. We should not always wait for having a big financial capital, having enough experiences, and any others. We should act because action is just like a bridge to our dream. Action always beats inaction. People say that it is better to try, make a mistake, refine and re-implement than to do nothing at all. Inaction is just like a slow death. Thus, we should try to make an action and try not to make the same mistake because it is the cause of failure.
The last key factor is enthusiasm. We must be enthusiast. We fire our spirit to make our dream comes true by doing some actions. By enthusiasm, every problem we face will be felt easier and not become a burden. It is because enthusiasm encourages us to do actions more without feeling exhausted and loaded. Enthusiasm will make us have desire to do much try. It means that if we fail to do something, enthusiasm will raise our spirit again to try it once more. We should believe that we are able to solve the problems. Enthusiasm will give positive energy and happiness so that life is felt more alive. This enthusiasm will encourage other positive energy to come up and make a synergy. It will also make us always happy for what we have achieved. Therefore, it is very important for a person to have an enthusiasm.
In short, key factors of being success in all of our business are dream, action, and enthusiasm. Dream is the germ of success and action is the bridge to achieve it. Meanwhile, enthusiasm is something that gives energy to a person in their struggle in achieving their success. Nevertheless, these three key factors must be considered by everyone. They should be applied in real life in order to get success and better life. 

Key Factors  Be Successful

Key Factors  Be Successful

Key Factors  Be Successful

Key Factors  Be Successful


PENILAIAN DINI PERTOLONGAN PERTAMA


                                                PENILAIAN DINI PERTOLONGAN PERTAMA

Materi 3

Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya.

Langkah – langkah penilaian pada penderita
a.       Penilaian Keadaan
b.      Penilaian Dini
c.       Pemeriksaan Fisik
d.      Riwayat Penderita
e.       Pemeriksaan Berkala atau Lanjut
f.       Serah terima dan pelaporan

Penilaian keadaan
Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu upaya pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang sebenarnya kita hadapai, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan seorang penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah menjadi korban, jangan ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban. Keselamatan penolong adalah nomor satu.

Keamanan lokasi
Pelaku pertolongan pertama saat mencapai lokasi kejadian, haruslah tanggap dan dengan serta merta melakukan penilaian keadaan dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan seperti dibawah.
a.       Bagaimana kondisi saat itu
b.      Kemungkinan apa saja yang akan terjadi
c.       Bagaimana mengatasinya

Setelah keadaan di atasi barulah kita mendekati dan menolong korban. Adakalanya kedua ini berjalan bersamaan.

Tindakan saat tiba di lokasi
Bila anda sudah memastikan bahwa keadaan aman maka tindakan selanjutnya adalah :
1.      Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitar lokasi kejadian. 
2.      Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan:
·         Nama Penolong
·         Nama Organisasi
·         Permintaan  izin untuk menolong dari penderita / orang
3.      Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai melakukan penilaian dini dari penderita.
4.      Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam nyawa.
5.      Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
6.      Minta bantuan.

Sumber Informasi
Informasi tambahan mengenai kasus yang kita hadapi dapat diperoleh dari :
·         Kejadian itu sendiri.
·         Penderita (bila sadar).
·         Keluarga atau saksi.
·         Mekanisme kejadian.
·         Perubahan bentuk yang nyata atau cedera yang jelas.
·         Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit.

Penilaian Dini
Penolong harus mampu segera mampu untuk mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa korban.

Langkah-langkah penilaian dini
a.    Kesan umum
Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan apakah situasi penderita tergolong kasus trauma atau kasus medis.
Kasus Trauma – Mempunyai  tanda – tanda yang jelas terlihat atau teraba.
Kasus Medis – Tanpa tanda – tanda yang terlihat atau teraba

b.    Periksa Respon
Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang berkaitan dengan otak penderita
            Terdapat 4 tingkat Respons penderita
A = Awas
Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya.
S = Suara
Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
N = Nyeri
Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh penolong, misalnya dicubit, tekanan pada tulang dada.    
T = Tidak respon
Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan oleh  penolong. Tidak membuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama  sekali tidak bereaksi pada rangsang  nyeri.

c.    Memastikan jalan napas terbuka dengan baik (Airway).
Jalan napas merupakan pintu gerbang masuknya oksigen ke dalam tubuh manusia. Apapaun usaha yang dilakukan, namun bila jalan napas tertutup semuanya akan gagal.
a.      Pasien dengan respon
Cara sederhana untuk menilai adalah dengan memperhatikan peserta saat berbicara. Adanya gangguan jalan napas biasanya akan berakibat pada gangguan bicara.
b.      Pasien yang tidak respon
Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus mengambil inisiatif untuk membuka jalan napas. Cara membuka jalan napas yang dianjurkan adalah angkat dagu tekan dahi. Pastikan juga mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan atau benda lain yang mungkin menyumbat saluran napas
d.    Menilai pernapasan (Breathing)
Periksa ada tidaknya napas dengan jalan lihat, dengar dan rasakan, nilai selama 3 – 5 detik.
Pernapasan yang cukup baik
i.        Dada naik dan turun secara penuh
ii.      Bernapas mudah dan lancar
iii.    Kualitas pernapasan normal
(<8 x/menit dewasa, <10 x/menit anak – anak, 20 x/menit bayi)
Pernapasan yang kurang baik
i.        Dada tidak naik atau turun secara penuh
ii.      Terdapat kesulitan bernapas
iii.    Cyanosis (warna biru/abu – abu pada kulit, bibir, atau kuku)
iv.    Kualitas pernapasan tidak normal
e.    Menilai sirkulasi dan menghentikan perdarahan berat
Pastikan denyut jantung cukup baik Pastikan bahwa tidak ada perdarahan yang dapat mengancam nyawa yang tidak terlihat. Pakaian tebal dapat mengumpulkan darah dalam jumlah yang cukup banyak.
f.     Hubungi bantuan
Mintalah bantuan kepada orang lain atau tenaga terlatih lain. Pesan yang disampaikan harus singkat, jelas dan lengkap.

Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam nyawa sudah harus ditanggulangi sebelum melanjutkan pemeriksaan fisik.


Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik harus dilakukan dengan rinci dan sistematis mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Tiga metode pemeriksaan fisik:
1.      Penglihatan (Inspection)
2.      Perabaan (Palpation)
3.      Pendengaran (Auscultation)

Jangan banyak membuang waktu untuk melakukan pemeriksaan secara rinci. Lakukan secara cepat tetapi pastikan tidak ada yang terlewat. Pemeriksaan fisik memastikan bahwa tidak ada yang terlewat.

Beberapa hal yang dapat dicari pada saat memeriksa korban :
P erubahan bentuk   - (Deformities) bandingkan sisi sakit dengan yang sehat
L uka Terbuka          - (Open Ijuries) biasanya terlihat adanya darah
N yeri                       - (Tenderness) daerah yang cedera lunak bila ditekan
B engkak                  - (Swelling) daerah yang cedera mengalami pembengkakan

Beberapa tanda cedera mungkin dapat jelas terlihat, banyak yang tidak terlihat dan menyimpan serius cedera potensial.

Dengarkan penderita. Dengan mendengarkan dapat menunjukkan kepedulian dan memungkinkan mendapat informasi.

Pemeriksaan fisik (Head to Toe)
Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan tekanan), bandingkan (simetry), cium bau yang tidak biasa dan dengarkan (suara napas atau derit anggota tubuh), dalam urutan berikut:
1.      Kepala
Ø  Kulit Kepala dan Tengkorak
Ø  Telinga dan Hidung
Ø  Pupil Mata
Ø  Mulut
2.      Leher
3.      Dada
Ø  Periksa perubahan bentuk, luka terbuka, atau perubahan kekerasan
Ø  Rasakan perubahan bentuk tulang rusuk sampai ke tulang belakang
Ø  Lakukan perabaan pada tulang
4.      Abdomen
Ø  Periksa rigiditas (kekerasan)
Ø  Periksa potensial luka dan infeksi
Ø  Mungkin terjadi cedera tidak terlihat, lakukan perabaan
Ø  Periksa adanya pembengkakan
5.      Punggung
Ø  Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk
Ø  Periksa perubahan bentuk sepanjang tulang belakang
6.      Pelvis
7.      Alat gerak atas
8.      Alat gerak bawah

Pemeriksaan tanda vital
  1. Frekuensi nadi, termasuk kualitas denyutnya, kuat atau lemah, teratur atau tidak
  2. Frekuensi napas, juga apakah proses bernapas terjadi secara mudah, atau ada usaha bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas.
  3. Tekanan darah, tidak dilakukan pemeriksaan oleh KSR dasar
  4. Suhu, diperiksa suhu relatif pada dahi penderita. Periksa juga kondisi kulit: kering, berkeringat, kemerahan, perubahan warna dan lainnya.

Denyut Nadi Normal :
Bayi                 : 120 - 150 x/menit
Anak               : 80 - 150 x/menit
Dewasa           : 60 - 90 x/menit

Frekuensi Pernapasan Normal: 
Bayi                 : 25 - 50 x/ menit
Anak               : 15 - 30 x/ menit
Dewasa           : 12 - 20 x/ menit



Riwayat Penderita
Selain melakukan pemeriksaan, jika memungkinkan dilakukan wawancara untuk mendapatkan data tambahan. Wawancara sangat penting jika menemukan korban dengan penyakit.

Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk membantu digunakan akronim : KOMPAK
K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)
sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita
O = Obat-obatan yang diminum.
Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja diminum atau obat yang seharusnya diminum namun ternyata belum diminum.
M = Makanan/minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus menjalani pembedahan kemudian di rumah sakit.
P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita pada saat ini, misalnya keluhan sesak napas dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun yang lalu.
A = Alergi yang dialami.
Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan suatu bentuk alergi, biasanya penderita atau keluarganya sudah mengetahuinya
K = Kejadian.
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala dan tanda penyakit yang diderita saat ini.

Wawancara ini dapat dilakukan sambil memeriksa korban, tidak perlu menunggu sampai pemeriksaan selesai dilakukan.

Pemeriksaan Berkelanjutan
Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan pemeriksaan berkala, sesuai dengan berat ringannya kasus yang kita hadapi.
Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit, sedangkan pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15 menit sekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah :
  1. Keadaan respon
  2. Nilai kembali jalan napas dan  perbaiki bila perlu
  3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
  4. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu memang tersedia.
  5. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali dari ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau membutuhkan pemeriksaan yang lebih teliti.
  6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja dilewati karena melakukan pemeriksaan terarah.
  7. Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau masih perlu ada tindakan lainnya. Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat, apakah perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum terawat.
  8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman

Pelaporan dan Serah terima
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini berguna sebagai catatan anda, PMI dan bukti medis.
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :
  • Umur dan jenis kelamin penderita
  • Keluhan Utama
  • Tingkat respon
  • Keadaan jalan napas
  • Pernapasan
  • Sirkulasi
  • Pemeriksaan Fisik yang penting
  • KOMPAK yang penting
  • Penatalaksanaan
  • Perkembangan lainnya yang dianggap penting

Bila ada formulirnya sertakan form laporan ini kepada petugas yang mengambil alih korban dari tangan anda.

Serah terima dapat dilakukan di lokasi, yaitu saat tim bantuan datang ke tempat anda, atau anda yang mendatangi fasilitas kesehatan.


PENILAIAN DINI PERTOLONGAN PERTAMA
PENILAIAN DINI PERTOLONGAN PERTAMA
PENILAIAN DINI PERTOLONGN PERTAMA
PENILAIAN DINI PERTOLONGAN PERTAMA