Jenis Obat
Gangguan Urogenital
I.
OBAT UROGENITAL
A.
Enuresis dan Inkontinens
B.
Impotensi
C.
Infeksi Saluran Kemih Tanpa Komplikasi
D.
Infeksi Berat Saluran Kemih
E.
Nyeri
F.
Sering Berkemih
G.
Retensi Urine
H. Vitamin D
II. CONTOH
OBAT GANGGUAN UROGENITAL
A.
Enuresis
dan inkontinens :
1.
Imipramin
Imipramin
adalah antidepresan trisiklik yang kurang sedatif. Imipramin diberikan sekali
menjelang tidur. Imipramin merupakan obat yang sudah mapan namun punya efek
samping antimuskarinik dan efek samping pada jantung dan relatif lebih menonjol
dibanding dengan obat seperti doksepin,
iofepramin, mianserin,trazodon.dan viloksazin. Antidepresant trisklit paling
efektif untuk mengobati Depresi endogen sedang dan berat yang berkaitan dengan
perubahan psikomotor dan fisiologis, seperti hilangnya nafsu makan dan sulit
tidur antidepresant disiklik juga efektif untuk terapi kelainan panik. Dosis
sebagian pasien tidak mempunyai respon terhadap antidepresan trisklik, sebagian
karena tidak tercapainya pada kadarr terapetik dalam plasma. Untuk diusia
lanjut harus dimulai dengan dosis yang rendah.
2.
Amitriptilin
Amitriptilin
adalah antidepresan trisiklik yang bersifat sedatif amitriptilin dapat menjadi
diberikan sekali menjelang tidur atau dalam dosis terbagi. Amitriptilin uga
merupakan obat yang sudah mapan, tetapi punya efeksamping antimuskarinik. Dan
efeksamping pada jantung yang relatif lebih menonjol dibanding dengan menonjol
dibanding dengan obat seperti doksepin,
iofepramin, mianserin,trazodon.dan viloksazin. Aritmia dan blok jantung
merupakan efek samping utama amitriptilin. Antidepresant trisklit paling
efektif untuk mengobati
Depresi
endogen sedang dan berat yang berkaitan dengan perubahan psikomotor dan
fisiologis, seperti hilangnya nafsu makan dan sulit tidur antidepresant
disiklik juga efektif untuk terapi kelainan panik. Dosis sebagian pasien tidak
mempunyai respon terhadap antidepresan trisklik, sebagian karena tidak
tercapainya pada kadarr terapetik dalam plasma. Untuk diusia lanjut harus
dimulai dengan dosis yang rendah.
B. Impotensi
Papaverin
Merupakan
relaksan non spesifik yang bekerja secara langsung pada otot polos.
Indikasi
: untuk meringankan rasa sakit yang
disertai dengan rasa kolik
Kontra
indikasi :
a.
Penderita
hipersensitive
b.
Penderita dengan
insufisiensi hati
c.
Wanita hamil dan
menyusui
d.
Penderita dengan
tekanan darah sistolik kurang dari 100 mmHg
Dosis
: dewasa : sakit jika 1 tablet , berikutnya 1 tablet setiap 6 jam sampai 8
jam, maksimum 4 tablet sehari
Efek
samping :
a.
Reaksi
hipersensitifitas : reaksi pada kulit,
misalnya kemerahan
b.
Agranulositosis
c.
Gangguan saluran
pencernaan
d. Kadang
–kadang terjadi sensifitas hati
Overdosis
: penglihatan kabur, tubuh merasa lemah
.
Tindakan
mengurangi overdosis:
a. Kurangi
absorpsi papaverin dengan konsumsi dengan pemberian susu atau karbonatik
lambung kosongkan dengan penggunaan obat perangsang muntah
b. Bila
perlu hemodialisis dilakukan .
Peringatan
perhatian: tidak untuk mengobati sakit otot pada gejala-gejala
flu,rematik,lumbago,sakit punggung ,bursitis,syndroma bahu lengan. Karena dapat
menimbulkan agranulositosis yang berakibat fatal, maka sebaiknya tidak digunakan
dalam jangka paniang terus menerus.pada pemakaian jangka lama dapat timbul
syndrome neuropati yang akan berangsur hilang bila pengobatan dihentikan. Hati
–hati pada penderita yang pernah mengalami gangguan pembentukan darah /
kelainan darah , gangguan fungsi hati atau ginjal.
C. Infeksi
Saluran Kemih tanpa Komplikasi
Trimetoprim
Indikasi : infeksi saluran kemih, bronchitis akut dan
kronis
Kontraindikasi : gangguan fungsi ginjal berat, wanita
hamil,neonates dan diskrasia darah.
Efek samping : gangguan saluran cerna, mual, dan
muntah, ruam, rurituf, eritema multiforme ( jarang-jarang ), nekrolisis
epidermal toksik, gangguan hematokoesis, dan meningitis aseptic.
D. Infeksi
Berat Saluran Kemih
1.
Ciprofloxacin
ogb dexa
Indikasi : Infeksi ringan, berat, gonore.
Kontra Indikasi :
Hipersensitivitas, wanita hamil, menyusui, anak – anak, remaja (yang masih
dalam pertumbuhan).
Perhatian : Usia lanjut, kerusakan ginjal,
anteriosklerosis atau epilepsi.
Efek Samping :
Mual, rasa tidak enak pada perut, dispepsia, kembung, diare, dan stomatitis,
politis, psedomembranosa, sakit kepala, pusing, tidak enak badan, mengantuk,
rasa capek, kegelisahan, insomnia, terkadang depresi, halusinasi, pandangan
kabur, psikosis dan kejang serta kulit kemerahan.
Dosis
·
Infeksi ringan 2x
sehari 200 mg.
·
Infeksi berat 2x sehari
500 mg.
2. Ciprofloxacin lera
Indikasi :
Infeksi saluran kemih, uritretis dan servisitis gonore, infeksi saluran cerna termasuk
demam tifoid, infeksi saluran nafas kecuali pneumonia infeksi sulit kulit dan
jaringan lunak, infeksi tulang dan sendi.
Kontra Indikasi :
Penderita yang hipersesitif terhadap ciprofloxacin dan derivat kuinolon
lainnya, wanita hamil dan menyusui, anak-anak usia <12th.
Efek Samping :
Resiko efek tendonitis tidak segera hilang meskipun penggunaan fluoro kuinolon
dihentikan, mual, diare, muntah, gangguan pencernaan, pusing, rasa letih,
insomnia, nefritis.
Dosis
·
Infeksi saluran kemih :
1. Ringan
– Sedang : 2 x 250 mg sehari
2. Berat
: 2 x 500 mg
sehari
·
Infeksi saluran nafas,
tulang & sendi dan jaringan lunak
1. Ringan
– Sedang : 2 x 250-500 mg sehari
2. Berat : 2 x 500-750 mg
sehari
3. Prostatitis : 2x 500 mg sehari
·
Infeksi saluran cerna
1. Ringan
– Sedang : 2 x 500 mg sehari
2. Gonoro
akut : 250 mg dosis tunggal
3.
Gentamisin
Indikasi :
Septikemial, ISK, infeksi saluran nafas, meningitis, infeksi kulit dan jaringan
lunak.
Kotra Indikasi :
Hipersensitif terhadap aminoglikosida, insufisiensi ginjal, terapi jangka lama.
Perhatian :
Gangguan fungsi ginjal, hamil, miasteniagrafis, parkinsonisme.
Efek Samping :
Otot oksisetas, nefrotoksisitas, blokade niuromusculer, super infeksi.
Dosis
·
Dewasa : 3 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3
dosis. Infeksi yang mengancam jiwa 5mg/kg BB/ hari , terbagi dalam 4 dosis ,
kurangi sampai dengan 3 mg/ kg BB/ hari sesegera mungkin.
·
Anak : 3 – 5 mg /kg BB / hari terbagi
dalam 3 dosis .
·
Bayi baru lahir &
bayi :6 mg/kg BB/ hari terbagi 2 sampai
3 dosis.
·
Bayi premature atau
cukup bulan < 1 minggu : 6 mg/kg BB / hari dalam dosis terbagi.
E. Nyeri
1.
Diklofenak
Kerjanya mirip
dengan naproksen , efek samingnya juga serupa naprroksen.
2.
Petidin
Memberikan
analgesic yang cepat tetapi bertahan hanya untuk waktu singkat, kurang
menimbulkan konstipasi dibandingkan morfin, tetapi kurang poten sebagai
analgesic, bahkan dalam dosis yang tinggi . Tidak cocok untuk nyeri hebat yang
berkepanjangan. Digunakan untuk analgesic dalam proses melahirkan dan pada
neonates dihubungkan dengan depresi napas yang lebih jarang dibandingkan dengan
analgesic opioit lain ( mungkin karena kerja yang lebih lemah).
F. Retensi Urine
1. Karbakol
Suatu golongan
ester kolin, biasanya digunakan pada retensi urine paskabedah dengan menyebabkan kapasitas kandung kemih
berkurang dan peristaltik ureter bertambah , tetapi kini lebih sering digunakan
cara kateterisasi.
Selama minum
obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.
Indikasi
: digunakan untuk menurunkan tekanan intraokuler , biasanya bersama miotik
lain.
Efek
samping : parasimpatomimetik seperti berkeringat, bradikardia, dan kolik usus
dapat terjadi setelah penyerapan sistemik dari obat tetes mata ini, efek lain
diantaranya hipersaliva dan bronkusfasme.
2. Distigmin
Indikasi
: miasteniagravis, mengatasi kelumpuhan akibat pelemas otot non depolarisasi.
Kontra
indikasi ; obstruksi usus atau saluran kemih
Efek
samping : mual, muntah, diare, hipersaliva, kejang perut.
G.
Vitamin D
1.
Kalsium
karbonat
Indikasi : hiperfosfatemia
Peringatan
: hiperaluminemia,
Efek
samping : hiperkalsemia, tablet, kalsium
karbonat 420 mg. Dapat dikunyah , dihancurkan atau ditelan utuh
Dosis
: suplemen kalsium ,atau zat
pengikat fosfat( dengan makan ) pada gagal ginjal , sesuai dengan kebutuhan
penderita.
Kalsium
karbonat ( generik) serbuk 500 mg
2. Kalsitrol
Indikasi : mengandung propilen glikol dan harus
digunakan dengan hati-hati pada bayi premature.
Kontra indikasi : hiperkalsemia, kalsifikasi
metastatic
Efek samping : gejala overdosis termasuk anoreksia,
malas, mual, muntah, diare, berat badan menurun, berkeringat, sakit kepala,
haus, dan vertigo.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 2000. Informatorium Obat
Nasional Indonesia 2000. Jakarta : CV. Sagung Seto
Harkness, Richard. 1989 . Interaksi Obat. Bandung :
ITB Bandung
Tambayong, Jan.2002. Farmakologi Untuk Keperawatan.
Jakarta: Widya Medika
Jenis Obat
Gangguan Urogenital
Jenis Obat
Gangguan Urogenital
Jenis Obat
Gangguan Urogenital
Jenis Obat
Gangguan Urogenital
Tidak ada komentar:
Posting Komentar