Keterangan :

isi blog

Rabu, 01 Februari 2012

Jenis Obat Gangguan Urogenital


Jenis Obat Gangguan Urogenital

I.                   OBAT UROGENITAL
A.     Enuresis dan Inkontinens
B.     Impotensi
C.     Infeksi Saluran Kemih Tanpa Komplikasi
D.    Infeksi Berat Saluran Kemih
E.     Nyeri
F.     Sering Berkemih
G.    Retensi Urine
H.    Vitamin D
II. CONTOH OBAT GANGGUAN UROGENITAL
A.    Enuresis dan inkontinens :
1.      Imipramin
Imipramin adalah antidepresan trisiklik yang kurang sedatif. Imipramin diberikan sekali menjelang tidur. Imipramin merupakan obat yang sudah mapan namun punya efek samping antimuskarinik dan efek samping pada jantung dan relatif lebih menonjol dibanding dengan obat  seperti doksepin, iofepramin, mianserin,trazodon.dan viloksazin. Antidepresant trisklit paling efektif untuk mengobati Depresi endogen sedang dan berat yang berkaitan dengan perubahan psikomotor dan fisiologis, seperti hilangnya nafsu makan dan sulit tidur antidepresant disiklik juga efektif untuk terapi kelainan panik. Dosis sebagian pasien tidak mempunyai respon terhadap antidepresan trisklik, sebagian karena tidak tercapainya pada kadarr terapetik dalam plasma. Untuk diusia lanjut harus dimulai dengan dosis yang rendah.

2.      Amitriptilin
Amitriptilin adalah antidepresan trisiklik yang bersifat sedatif amitriptilin dapat menjadi diberikan sekali menjelang tidur atau dalam dosis terbagi. Amitriptilin uga merupakan obat yang sudah mapan, tetapi punya efeksamping antimuskarinik. Dan efeksamping pada jantung yang relatif lebih menonjol dibanding dengan menonjol dibanding dengan obat  seperti doksepin, iofepramin, mianserin,trazodon.dan viloksazin. Aritmia dan blok jantung merupakan efek samping utama amitriptilin. Antidepresant trisklit paling efektif untuk mengobati
Depresi endogen sedang dan berat yang berkaitan dengan perubahan psikomotor dan fisiologis, seperti hilangnya nafsu makan dan sulit tidur antidepresant disiklik juga efektif untuk terapi kelainan panik. Dosis sebagian pasien tidak mempunyai respon terhadap antidepresan trisklik, sebagian karena tidak tercapainya pada kadarr terapetik dalam plasma. Untuk diusia lanjut harus dimulai dengan dosis yang rendah.

B.     Impotensi
           Papaverin
                   Merupakan relaksan non spesifik yang bekerja secara langsung pada otot polos.
Indikasi      : untuk meringankan rasa sakit yang disertai dengan rasa kolik
Kontra indikasi :
a.       Penderita hipersensitive
b.      Penderita dengan insufisiensi hati
c.       Wanita hamil dan menyusui
d.      Penderita dengan tekanan darah sistolik kurang dari 100 mmHg


Dosis   : dewasa : sakit jika 1 tablet , berikutnya 1 tablet setiap 6 jam sampai 8 jam, maksimum 4 tablet sehari

Efek samping  :
a.       Reaksi hipersensitifitas  : reaksi pada kulit, misalnya kemerahan
b.      Agranulositosis
c.       Gangguan saluran pencernaan
d.      Kadang –kadang terjadi sensifitas hati
Overdosis   : penglihatan kabur, tubuh merasa lemah .
Tindakan mengurangi overdosis:
a.       Kurangi absorpsi papaverin dengan konsumsi dengan pemberian susu atau karbonatik lambung kosongkan dengan penggunaan obat perangsang muntah
b.      Bila perlu hemodialisis dilakukan . 

Peringatan perhatian: tidak untuk mengobati sakit otot pada gejala-gejala flu,rematik,lumbago,sakit punggung ,bursitis,syndroma bahu lengan. Karena dapat menimbulkan agranulositosis yang berakibat fatal, maka sebaiknya tidak digunakan dalam jangka paniang terus menerus.pada pemakaian jangka lama dapat timbul syndrome neuropati yang akan berangsur hilang bila pengobatan dihentikan. Hati –hati pada penderita yang pernah mengalami gangguan pembentukan darah / kelainan darah , gangguan fungsi hati atau ginjal.

C.    Infeksi Saluran Kemih tanpa Komplikasi

Trimetoprim
Indikasi : infeksi saluran kemih, bronchitis akut dan kronis
Kontraindikasi : gangguan fungsi ginjal berat, wanita hamil,neonates dan diskrasia darah.
Efek samping : gangguan saluran cerna, mual, dan muntah, ruam, rurituf, eritema multiforme ( jarang-jarang ), nekrolisis epidermal toksik, gangguan hematokoesis, dan meningitis aseptic.

D.    Infeksi Berat Saluran Kemih

1.      Ciprofloxacin ogb dexa
Indikasi                         : Infeksi ringan, berat, gonore.
Kontra Indikasi             : Hipersensitivitas, wanita hamil, menyusui, anak – anak, remaja (yang masih dalam pertumbuhan).
Perhatian                       : Usia lanjut, kerusakan ginjal, anteriosklerosis atau epilepsi.
Efek Samping               : Mual, rasa tidak enak pada perut, dispepsia, kembung, diare, dan stomatitis, politis, psedomembranosa, sakit kepala, pusing, tidak enak badan, mengantuk, rasa capek, kegelisahan, insomnia, terkadang depresi, halusinasi, pandangan kabur, psikosis dan kejang serta kulit kemerahan.
Dosis
·         Infeksi ringan 2x sehari 200 mg.
·         Infeksi berat 2x sehari 500 mg.

2.      Ciprofloxacin lera
Indikasi                         : Infeksi saluran kemih, uritretis dan servisitis gonore, infeksi saluran cerna termasuk demam tifoid, infeksi saluran nafas kecuali pneumonia infeksi sulit kulit dan jaringan lunak, infeksi tulang dan sendi.
Kontra Indikasi             : Penderita yang hipersesitif terhadap ciprofloxacin dan derivat kuinolon lainnya, wanita hamil dan menyusui, anak-anak usia <12th.
Efek Samping               : Resiko efek tendonitis tidak segera hilang meskipun penggunaan fluoro kuinolon dihentikan, mual, diare, muntah, gangguan pencernaan, pusing, rasa letih, insomnia, nefritis.
Dosis
·         Infeksi saluran kemih :
1.      Ringan – Sedang         : 2 x 250 mg sehari
2.      Berat                           : 2 x 500 mg sehari
·         Infeksi saluran nafas, tulang & sendi dan jaringan lunak
1.      Ringan – Sedang         : 2 x 250-500 mg sehari
2.      Berat                           : 2 x 500-750 mg sehari
3.      Prostatitis                    : 2x 500 mg  sehari
·         Infeksi saluran cerna
1.      Ringan – Sedang         : 2 x 500 mg sehari
2.      Gonoro akut                : 250 mg dosis tunggal

3.      Gentamisin
Indikasi                         : Septikemial, ISK, infeksi saluran nafas, meningitis, infeksi kulit dan jaringan lunak.
Kotra Indikasi               : Hipersensitif terhadap aminoglikosida, insufisiensi ginjal, terapi jangka lama.
Perhatian                       : Gangguan fungsi ginjal, hamil, miasteniagrafis, parkinsonisme.
Efek Samping               : Otot oksisetas, nefrotoksisitas, blokade niuromusculer, super infeksi.
Dosis
·         Dewasa                     : 3 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis. Infeksi yang mengancam jiwa 5mg/kg BB/ hari , terbagi dalam 4 dosis , kurangi sampai dengan 3 mg/ kg BB/ hari sesegera mungkin.
·         Anak                          : 3 – 5 mg /kg BB / hari terbagi dalam 3 dosis .
·         Bayi baru lahir & bayi  :6 mg/kg BB/ hari terbagi 2 sampai 3 dosis.
·         Bayi premature atau cukup bulan < 1 minggu : 6 mg/kg BB / hari dalam dosis terbagi.

E.     Nyeri

1.      Diklofenak
Kerjanya mirip dengan naproksen , efek samingnya juga serupa naprroksen.
2.      Petidin
Memberikan analgesic yang cepat tetapi bertahan hanya untuk waktu singkat, kurang menimbulkan konstipasi dibandingkan morfin, tetapi kurang poten sebagai analgesic, bahkan dalam dosis yang tinggi . Tidak cocok untuk nyeri hebat yang berkepanjangan. Digunakan untuk analgesic dalam proses melahirkan dan pada neonates dihubungkan dengan depresi napas yang lebih jarang dibandingkan dengan analgesic opioit lain ( mungkin karena kerja yang lebih lemah).
F.      Retensi Urine

1.      Karbakol
Suatu golongan ester kolin, biasanya digunakan pada retensi urine paskabedah  dengan menyebabkan kapasitas kandung kemih berkurang dan peristaltik ureter bertambah , tetapi kini lebih sering digunakan cara kateterisasi.
Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.
Indikasi : digunakan untuk menurunkan tekanan intraokuler , biasanya bersama miotik lain.
Efek samping : parasimpatomimetik seperti berkeringat, bradikardia, dan kolik usus dapat terjadi setelah penyerapan sistemik dari obat tetes mata ini, efek lain diantaranya hipersaliva dan bronkusfasme.
2.      Distigmin
Indikasi : miasteniagravis, mengatasi kelumpuhan akibat pelemas otot non depolarisasi.
Kontra indikasi ; obstruksi usus atau saluran kemih
Efek samping : mual, muntah, diare, hipersaliva, kejang perut.
G.    Vitamin D

1.      Kalsium karbonat
Indikasi           : hiperfosfatemia
Peringatan       : hiperaluminemia,
Efek samping  : hiperkalsemia, tablet, kalsium karbonat 420 mg. Dapat dikunyah , dihancurkan atau ditelan utuh
Dosis               : suplemen kalsium ,atau zat pengikat fosfat( dengan makan ) pada gagal ginjal , sesuai dengan kebutuhan penderita.
Kalsium karbonat ( generik) serbuk 500 mg
2.      Kalsitrol
Indikasi : mengandung propilen glikol dan harus digunakan dengan hati-hati pada bayi premature.
Kontra indikasi : hiperkalsemia, kalsifikasi metastatic
Efek samping : gejala overdosis termasuk anoreksia, malas, mual, muntah, diare, berat badan menurun, berkeringat, sakit kepala, haus, dan vertigo.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan          Makanan. 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000. Jakarta : CV. Sagung Seto
Harkness, Richard. 1989 . Interaksi Obat. Bandung : ITB Bandung
Tambayong, Jan.2002. Farmakologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Widya Medika


Jenis Obat Gangguan Urogenital
Jenis Obat Gangguan Urogenital
Jenis Obat Gangguan Urogenital
Jenis Obat Gangguan Urogenital   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar