MAKALAH GIZI SEHAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nutrisi sangat
penting dalam tumbuh kembang anak selain kebutuhan sandang, papan, dan
kesehatan, baik makronutrien (karbohidrat, lemak dan protein) maupun
mikronutrien (vitamin dan mineral). Dalam menciptakan sumber daya manusia yang
bermutu, perlu ditata sejak dini yaitu dengan memperhatikan kesehatan anak –
anak, khususnya anak pra sekolah. Salah satu unsur penting dari kesehatan
adalah masalah gizi, kekurangan gizi pada anak pra sekolah dapat menimbulkan
efek negatife seperti otak mengecil, berat badan dan tinggi badan tidak sesuai
dengan umur dan rawan terhadap penyakit. Berdasarkan susenas tahun 2006
prevalensi status gizi kurang pada balita 20,1% pada tahun 1999, 19,08% pada
tahun 2000, namun terjadi peningkatan menjadi 21,1% pada tahun 2002, 20,59%
pada tahun 2003 dan 21,5% pada tahun 2005 (Depkes RI. 2005). Kekurangan gizi
pada anak akan mengakibatkan “Lost Generation” atau generasi yang hilang yaitu
generasi dengan IQ yang relatife lebih rendah. Hal itu dikarenakan bahwa anak
pra sekolah yang bergizi buruk berisiko tinggi kehilangan sebagian potensinya
untuk menjadi Sumber Daya Manusia kelas satu karena menurunnya kemampuan
intelektual anak (Soekirman, 2000, h : 19) .
Masalah gizi
kurang (under nutrition) dan gizi lebih (over nutrition) saat ini di Indonesia
merupakan masalah yang sama – sama berbahaya. Apabila status gizi ditinjau dari
tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesia pendek (SKRT 2004).
Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Untuk
masalah kelebihan gizi banyak terjadi di perkotaan yang tingkat ekonominya
tinggi, penyakit yang timbul adalah degeneratif karena pola konsumsi makanannya
kurang serat tetapi tinggi protein dan lemak (Supariasa, 2001, h : 1).
Kecukupan nutrisi dan zat gizi,
dibutuhkan untuk mendukung proses pertumbuhan anak,
anak harus mempunyai tubuh yang sehat untuk melawan beragam radikal bebas yang
menyerang anak dengan antioksidan, dengan memberikan asupan nutrisi yang
seimbang. Anak harus mendapatkan unsur-unsur gizi seimbang, yang dapat menutupi
kekurangan asupan gizi, yang tidak didapat karena kesulitan anak untuk makan,
serta pola makan yang tidak sehat (Gizi.net, 2008). Dengan mendapat gizi
seimbang, masalah akibat kekurangan gizi maupun kelebihan gizi pada anak akan
dapat ditekan.
Berdasarkan
pemahaman tersebut, maka penulis akan membahas tentang kebutuhan gizi pada anak
yang memaparkan tentang kebutuhan gizi untuk anak pra sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan gizi seimbang ?
2.
Apa tujuan pemberian nutrisi pada anak
pra sekolah ?
3.
Adakah
faktor yang mempengaruhi dan hal yang harus diperhatikan dalam pemberian
nutrisi pada masa prasekolah ?
4.
Bagaimana penerapan gizi seimbang pada
anak prasekolah ?
5.
Apa saja masalah gizi yang umumnya
terjadi pada anak prasekolah ?
6.
Bagaimanakah peran perawat terkait dengan pemenuhan kebutuhan
gizi untuk anak prasekolah ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Memberikan informasi mengenai kebutuhan
gizi untuk anak prasekolah.
1.3.2 Tujuan khusus
Tujuan secara khusus adalah sebagai berikut :
1
Mengetahui pengertian
gizi seimbang.
2
Mengetahui tujuan pemberian nutrisi pada anak pra
sekolah.
3
Mengetahui faktor yang mempengaruhi dan hal yang harus
diperhatikan dalam pemberian nutrisi pada masa ini.
4
Mengetahui penerapan gizi seimbang pada
anak prasekolah.
5
Mengetahui masalah gizi yang umumnya terjadi pada anak
prasekolah.
6
Mengetahui peran
perawat terkait dengan pemenuhan kebutuhan gizi untuk anak prasekolah.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi institusi :
1.
Mengetahui sejauh mana pengetahuan yang
telah diperoleh mahasiswanya dapat diterapkan sesuai dengan kepustakaan dan
bahan rujukan lainnya.
2.
Memberikan masukan bagi pihak kesehatan,
khususnya anggota perawat, sebagai bahan informasi yang perlu dipertimbangkan
dalam pengambilan sikap, penanganan dan pengabdian bagi rumah sakit.
1.4.2 Bagi penulis:
Menambah wawasan penulis mengenai kebutuhan
gizi pada anak pra sekolah.
BAB II
ISI
2.1
Gizi seimbang.
Gizi Seimbang adalah makanan yang
mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang dikonsumsi dalam
satu hari sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Keadaan ini tercermin dalam derajat
kesehatan, tumbuh kembang serta produktivitasnya yang optimal. Gizi seimbang adalah keseimbangan antara
zat-zat penting yang terkandung di dalam makanan maupun minuman yang dikonsumsi
oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang harus makan makanan
dan minum minuman yang mengandung tiga zat gizi utama yang cukup jumlahnya,
baik zat tenaga, zat pembangun maupun zat pengatur. Tidak seimbang ataupun
kurang asupan gizi akan dapat mempengaruhi tubuh seseorang.
Penyelenggaraan
makanan memiliki peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan dan gizi
masyarakat, terutama anak usia 1-6 tahun. Penyelenggaraan makanan dapat
mendorong tumbuhnya kebiasaan makan yang baik dan sehat. Penyelenggaraan
makanan menurut Tarwojo (1983:2) adalah suatu kegiatan yang meliputi
perencanaan, pembelanjaan, penyimpanan, pengolahan, dan menghidangkan makanan.
Pengertian
makanan sehat seimbang menurut Nasoetion dan Hadi (1995:114) adalah hidangan
atau masakan yang mengandung energi dan zat gizi secara seimbang, baik jenis
maupun jumlahnya. Penyelenggaraan makanan sehat seimbang yang dimaksud adalah
pelaksanaan pengelolaan makanan yang meliputi penyusunan menu, pemilihan bahan
makanan, pengolahan bahan makanan, dan penyajian makanan yang mengandung energi
dan memenuhi kecukupan zat gizi, baik jenis maupun jumlahnya.
Kecukupan
zat gizi menurut Ngadimin (1992:23) adalah banyaknya zat gizi yang harus
dipenuhi agar dapat menjamin hidup sehat dari semua orang.
1. Sumber Tenaga
Zat sumber pembangkit tenaga
dalam tubuh bisa kita dapatkan dari padi-padian, tepung-tepungan, umbi-umbian,
dan lain sebagainya. Berfungsi sebagai pemberi energi / tenaga untuk kegiatan
hidup manusia.
2. Zat Pengatur
Zat pengatur dalam tubuh bisa
kita dapatkan dari sayur-mayur dan buah-buahan. Fungsi utama dari zat pembangun
adalah untuk memberi tubuh perlindungan maksimal terhadap serangan penyakit.
3 Zat Pembangun
Zat pembangun
di dalam tubuh bisa kita dapatkan dari protein hewani dan nabati seperti kacang-kacangan,
susu, keju, yoghurt, dan lain-lain. Zat pembangun sangat berguna untuk
meregenerasi sel-sel yang mati agar bisa berganti dengan yang baru.
Menu adalah rangkaian
dari beberapa macam hidangan atau masakan yang disajikan atau dihidangkan untuk
seseorang atau sekelompok orang untuk setiap kali makan, yaitu dapat berupa
susunan hidangan pagi, hidangan siang ataupun hidangan malam. Menu seimbang
menurut Ngadimin (1992:31) adalah susunan menu yang menggunakan beberapa golongan bahan makanan dan penggantinya
dengan memperhatikan keseimbangan zat gizinya, baik jumlah maupun macamnya.
Jadi menyusun menu adalah menyusun macam-macam hidangan untuk setiap kali makan
atau lebih dengan memperhatikan keseimbangan zat gizinya.
Manfaat yang diperoleh
dari menyusun menu seimbang adalah kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi, dapat
memilih bahan makanan yang baik, dan sesuai dengan keadaan social, ekonomi dan
budaya, mengurangi kehilangan zat gizi selama penyiapan makan serta mengurangi
kebosanan akan menu makanan. Dalam merencanakan menu seimbang perlu
memperhatikan berbagai faktor, yaitu kecukupan gizi, pemilihan bahan makanan
yang baik dan sesuai, serta penyelenggaraan makanan. Proses yang harus
dilakukan dalam menyusun menu adalah menentukan kecukupan gizi , menentukan
hidangan, penentuan pemilihan bahan makanan, serta pengolahan bahan makanan.
Penyusunan menu
seimbang dengan berpedoman pada menu empat sehat lima sempurna yang terdiri
dari :
1.
Makanan pokok; merupakan makanan yang
mengandung karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber utama penghasil tenaga,
contoh bahan makanan yang mengandung karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber
utama penghasil tenagga, contoh bahan makanan yang mengandung karbohidrat
seperti beras, jagung, sagu, ubi kayu, talas dan sebagainya.
2.
Lauk pauk; merupakan sumber zat
pembangunan dan berfungsi sebagai . sumber protein. Lauk pauk dapat dibagi
menjadi 2 bagian yaitu lauk pauk hewani dan lauk pauk nabati. Lauk pauk hewani
meliputi ikan, telur, daging ayam,daging sapid an sebagainya, sedangkan lauk
pauknabati terdiri dari tahu, tempe,oncom, dan jenis kacang-kacangan.
3.
Sayuran; merupakan sumber vitamin dan
mineral yang berfungsi sebagai zat pengatur. Sayuran berwarna lebih baik
daripada sayuran yang tidak berwarna. Contoh sayuran berwarna yaitu bayam,
kangkung, wortel, daun singkong, daun papaya, daun katuk, tomat, kacang
panjang, sosin dan sebagainya.
4.
Buah-buahan; merupakan sumber vitamin
dan mineral yang mempunyai fungsi sebagai zat pengatur.
5.
Susu; merupakan minuman yang mengandung protein
yang tinggi sehingga memiliki kandungan gizi paling lengkap yang dapat
melengkapi kekurangan zat gizi pada jenis makanan lainnya, dengan kata lain
susu merupakan penyempurna hidangan empat sehat lima sempurna untuk memenuhi
kebutuhan gizi.
13
Pesan Dasar Gizi Seimbang
1.
Makan aneka ragam makanan
2.
Memenuhi kecukupan energi
3.
50% dari kebutuhan energi berasal dari karbohidrat kompleks (tepung)
4.
Batasi konsumsi lemak dan minyak, maksimum 25% total energi
5.
Gunakan garam beryodium
6.
Cukup sumber zat besi
7.
ASI eksklusif untuk bayi sampai berumur 4 bulan
8.
Biasakan sarapan
9.
Minum air bersih dan cukup jumlahnya
10.
Kegiatan fisik dan olahraga teratur
11.
Hindari minuman beralkohol
12.
Makan makanan yang aman
13.
Baca label makanan yang dikemas
2.2 Tujuan pemberian nutrisi yang
seimbang pada anak pra sekolah.
Masa
prasekolah merupakan bagian dari masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak meliputi
masa kanak-kanak awal dan masa kanak-kanak akhir. Masa prasekolah adalah masa
peralihan antara masa bayi dan masa anak sekolah. Anak pada usia ini dalam menjalani tumbuh
kembangnya membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup protein, lemak, karbohidrat,
mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara seimbang. Kebutuhan pada
anak usia ini memerlukan kalori sebesar 50 kkal per kg berat badan.
Anak-anak
disetiap tahapan usia membutuhkan penanganan berbeda seiring dengan
pertumbuhannya. Hal ini disebabkan oleh
pada setiap tahapan pertumbuhan, karakter anak berbeda-beda. Sehingga, penyesuaian kebutuhan
anak disetiap tahapan usia sangat penting guna menghadirkan pertumbuhan
optimal.
Umur 1-3 tahun
Adapun
ciri-ciri anak pada usia ini yaitu :
a)
Pada usia ini anak bersifat konsumen
pasif, makanannya tergantung pada apa yag disediakan oleh ibunya.
b)
Gigi geligi susu sudah tumbuh, tetapi
belum dapat digunakan untuk mengunyah makanan yang terlalu keras.
c)
Anak hendaknya sudah diarahkan untuk
mengikuti pola makanan orang dewasa
Pada usia 1-3
tahun, anak lebih banyak bergerak dan ingin tahu akan banyak hal. Tahun-tahun
pertama kehidupannya merupakan masa penting pemenuhan nutrisinya. Selama usia
ini, kebutuhan nutrisi tubuh masih tetap tinggi. Sepanjang usia ini, perilaku
makan anak sering kali berubah-ubah, seperti rewel sewaktu makan, mngulum
makanan (tidak ditelan), tidak suka sayuran, atau mengulur-ulur waktu makan
bila tidak lapar.
Umur 4-6 tahun
Ciri-ciri
anak pada usia ini yaitu :
a)
Pada usia ini anak bersifat konsumen
aktif, yaitu mereka telah dapat memilih makanan yang disukai.
b)
Kepada mereka telah dapat diberikan
pendidikan gizi baik dirumah maupun sekolah.
c)
Kebiasaan yang baik sudah harus
ditanamkan.
Berdasarkan
gambaran tersebut, adapun tujuan pemberian nutrisi pada usia 1-6 tahun adalah :
a.
untuk membangun tubuh/ memelihara dan
memperbaiki bagian-bagian tubuh yang rusak (zat pembangun; misalnya protein,
mineral, dan air)
b.
untuk memberi tenaga (zat tenaga;
misalnya lemak, karbohidrat, dan protein)
c.
untuk mengatur pekerjaan tubuh (zat
pengatur; misalnya vitamin, air, dan mineral.
2.3 Faktor yang mempengaruhi dan
hal yang harus diperhatikan dalam pemberian nutrisi pada masa pra sekolah.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan
nutrisi pada anak yaitu :
a.
Umur
b.
Jenis kelamin
c.
Pekerjaan
d. Iklim
e.
Tinggi badan dan berat badan
f.
Keadaan individu, meliputi pengaruh
psikologis dan pengaruh fisiologis.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian
nutrisi pada anak masa prasekolah yaitu :
a.
Pertumbuhan anak usia 1-6 tahun :
a)
Tidak sepesat pada usia bayi
b)
Aktivitasnya lebih banyak
c)
Usia ini sangat rentan terhadap penyakit
gizi (kurang kalori protein, anemia, kurang zat besi, kurang vitamin A, dan
infeksi.
b.
Nilai gizi dalam makanan
c.
Selera makan
d.
Kesukaan/ketidak sukaan terhadap makanan
e.
Kebiasaan makan
f.
Cara pengolahan dan penyajian serta
penyimpanan makanan
2.4
Penerapan gizi seimbang pada anak pra sekolah
Penerapan gizi seimbang pada anak usia 1-6 tahun
meliputi 4 aspek yaitu penyusunan menu yang meliputi penyusunan hidangan dengan
berpedoman pada 4 sehat lima sempurna serta variasi dan kombinasi dari bahan
yang digunakan, rasa, warna, tekstur dan bentuk dari masing-masing hidangan;
pemilihan bahan makanan yang meliputi zat gizi yang terkandung dalam bahan
makanan, kemampuan belanja serta kualitas bahan makanan yang baik, seperti
dalam pemilihan beras, umbi-umbian, tepung-tepungan, daging, ayam, ikan, telur,
tempe, tahu, susu, sayuran dan buah-buahan; pengolahan bahan makanan yang
meliputi teknik memasak yang terdiri dari menggoreng, mengukus, merebus dan
menumis; penyajian makanan yang meliputi takaran, frekuensi makan, penataan
hidangan dan penggunaan alat hidang.
Syarat makanan :
a.
Makanan mudah untuk dicerna
b.
Tidak merangsang (tidak pedas).
c.
Pada anak 1-3 tahun anak bersifat
konsumen pasif. Pada usia ini gigi anak sudah tumbuh, tetapi belum dapat
digunakan dengan baik.
d.
Anak umur 4-6 tahun bersifat konsumen
aktif. Anak sudah dapat memilih makanan yang disukai, sehingga pada masa ini
hendaknya ditanamkan kebiasaan yang baik
1.
Penyusunan menu
Penyusunan menu
dalm penyelenggaraan makanan sehat seimbang untuk anak umur 1-6 tahun adalah
penyusunan menu harus memperhatikan kecukupan gizi, dengann berpedoman pada
empat sehat lima sempurna serta memperhatikan variasi dan kombinasi dari bahan
yang digunakan, rasa, warna, bentuk, konsistensi dari masing-masing hidangan
serta kesukaan atau kegemaran anak balita sehingga diharapkan dapat memperbaiki
keadaan gizi pada anak yang rawan gizi.
Menu makanan
untuk anak usia 1-6 tahun, yang disarikan dari pendapat Kardjati (1984:83),
Santoso dan Ranti (1999:123-124), harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
:
a.
sesuai dengan pola makan empat lima
sempurna
b.
sesuai dengan kebutuhan gizi anak balita
c.
sesuai dengan kesenangan anak balita
yaitu bervariasi dalam jenis hidangan, warna, rasa, dan bentuk.
d.
Sesuai dengan bahan yang tersedia di
rumah
e.
Sesuai dengan kemampuan belanja.
Contoh susunan
menu seimbang dalam satu kali makan yaitu :
Nasi
Pepes
ayam
Nugget
tahu
Cah
sayuran (wortel,buncis/kembang kol/brokoli)
Papaya/pisang
Susu
2,Pemilihan bahan makanan
Pemilihan bahan makanan merupakan tindakan memilih
bahan pangan atau makanan dengan kualitas yang baik agar dapat menghasilkan
makanan yang bergizi. Pemilihan bahan makanan yang dimaksud meliputi :
a.
Dalam memilih bahan makanan sebaiknya
perhatikan zat gizi yang terkandung dalam bahan makanan apakah mencukupi
kebutuhan gizinya.
b.
Dalam memilih bahan makanan juga harus
memperhatikan kemampuan belanja dan keadaan ekonomi, pilihlah bahan makanan
yang lebih dibutuhkan.
c.
Kualitas bahan makanan seperti beras,
umbi-umbian, tepung-tepungan, daging, ayam,ikan,telur, tempe,tahu, sayuran,
buah-buahan, dan susu harus masih dalam keadaan baik, tidak rusak, dan tidak
busuk.
Pemilihan
bahan makanan dimaksudkan untuk mendapatkan bahan makanan yang aman dikonsumsi dan
memenuhi syarat gizi. Cara memilih bahan makanan yang baik, sebagai berikut :
1).
Bahan pokok sumber zat tenaga (karbohidrat)
a).
Beras, pilihlah beras yang berbau segar dan wangi, warna dan bentuknya seragam,
tidak banyak pasir, tidak pecah-pecah, kering, tidak kusam, tidak berulat, dan
tidak berkutu.
b).
Singkong, ubi, kentang dan talas, pilihlah yang bersih, segar, tidak busuk,
berwarna baik dan bentuk yang utuh.
c).
Tepung-tepungan, pilihlah yang bersih, tidak berkutu dan masih dikemas dengan
baik.
2).
Bahan makanan sumber zat pembangun (protein)
a).
Daging, pilihlah daging yang masih segar, berwarna merah segar, mengkilat,
tidak bau busuk, tidak berlendir dan tidak berwarna kebiruan.
b).
Ayam, pilihlah ayam yang masih segar, kulit mulus berwarna putih agak kemerah
atau kekuking-kuningan, tidak berbau busuk dan bentuknya utuh.
c).
Ikan, pilihlah ikan yang masih segar, insangnya merah, dagingnya kenyal dan
berbau segar, kulit mengkilat, mata ikan terlihat bening menonjol, bentuk masih
lengkap dan jernih.
d).
Telur, pilih telur yang segar, kulit bersih, tidak bersuara jika digoyangkan,
jika dimasak ke air akan tenggelam dan jika dilihat dengan cahaya matahari atau
lampu terlihat terang.
e).
Tempe dan tahu, pilihlah tempe dan tahu yang tidak berubah warnanya, masih
segar, dan tidak berjamur.
f).
Susu, pilihlah susu yang baunya masih segar, kemasannya utuh, warnanya putih,
agak krem, tidak berbau tegik dan bersih.
3)
Bahan makanan sumber zat pengatur (vitamin dan mineral)
a)
Sayuran, pilihlah sayuran yang bersih, masih muda, berwarna segar, tidak layu
dan mudah dipatahkan, warnanya seragam dan tidak berbercak.
b)
Buah-buahan, pilih buah-buahan yang segar, padat tidak terlalu masak, kulit
terlihat licin, tidak berkeriput, tidak berlubang, bentuknya utuh dan tidak
berulat.
3. Pengolahan bahan makanan
Pengolahan bahan makanan adalah tindakan mengolah
bahan pangan atau makanan dengan menggunakan teknik memasak yang tepat, yang
meliputi menggoreng, mengukus, merebus dan menumis.
1)
Menggoreng
Bahan
makanan yang digunakan untuk digoreng biasanya ayam goreng dengan bumbu crispy,
ikan goreng, tahu goreng atau tahu yang dicampur garam, merica, tepung roti dan
dibuat nugget, dan tempe goreng.
2)
Mengukus
Makanan
yang dikukus biasanya, ayam nyang ditambah daun kemangi, tomat, dan bumbu
lainnya dan dibuat pepes ayam, pepes ikan, pepes tahu, dan pepes tempe.
3)
Merebus
Teknik
merebus adalah teknik yang paling sering digunakan oleh ibu rumah tangga,
karena anak balita paling suka makan dengan makanan yang berkuah, seperti
sayuran, wortel, buncis, kol, ayam atau daging dan ditambah bumbu lain yang
dibuat sayur sop. Selain sayuran buah juga sayuran daun seperti bayam yang
ditambah irisan jagung manis yang dijadikan sayur bayam.
4)
Menumis
Bahan
makanan yang ditumis oleh ibu rumah tangga untuk anak usia 1-6 tahun biasanya
sayuran hijau seperti kangkung yang ditumis menggunakan bawang merah, bawang
putih, garam, sedikit gula putih dan sawi biasanya ditumis dengan tahu yang
telah digoreng.
4.
Penyajian makanan
Makanan yang
diberikan kepada anak usia 1-6 tahun harus memperhatikan jumlah atau takaran
konsumsi makan serta frekuensi makan yang diajarkan dalam sehari, serta
penataan hidangan yang menarik dan penggunaan alat hidang yang tepat untuk anak
usia 1-6 tahun. Contoh hidangan yang disajikan dapat dilihat pada table 2.1.
Tabel 2.1
Jenis Hidangan, Takaran,
Frekuensi, Alat Hidang, Penataan Beserta
Garnish
No
|
Nama
Bahan
|
Jenis
Hidangan
|
Takaran
Konsumsi
|
Frek-uensi
|
Alat
Hidang
|
Hiasan
|
1
|
Beras
|
a.
Nasi putih
b.
Nasi tim
c.
Bubur
d.
Nasi goreng
e.
Nasi kuning
f.
Nasi uduk
|
1 piring
|
3x sehari
|
1.
Bakul
2.
Piring
3.
Mangkuk
|
a.
Irisan daun bawang
b.
Bawang goreng
c.
Irisan timun
d.
Irisan tomat
e.
Irisan telur dadar
f.
Irisan timun
g.
Bawang goreng
|
2.
|
Lauk hewani:
Ikan
Ayam
Daging
|
a.
a. Pepes ikan
b.
b. Goreng ikan
c.
c. Semur ikan
a.
a. Pepes ayam
b.
b. Goreng ayam
c.
c. Opor ayam
a.Ungkep daging
b.Dendeng daging
|
2-3 potong sedang
|
3x sehari
|
a.
Piring
b.
Mangkuk
|
a.Daun
kemangi
b. Sambal kecap
a.Daun kemangi
b. Selada bakar,
irisan timun, irisan tomat
c. Daun kemangi
a.Bawang goreng
b.Kulit tomat yang
dibuat bunga
|
3.
|
Lauk nabati :
Tahu
Tempe
|
a.Goreng tahu
b.Nugget tahu
c.Pepes tahu
d.Orak arik tahu
a.Goreng tempe
b.Pepes tempe
c.Bacem tempe
|
1-2 potong sedang
|
3x sehari
|
Piring
|
a.kulit tomat yag
dijadikan bunga
b. daun seledri
c.daun kemangi
d.irisan tomat
a.Daun seledri
b.Daun kemangi
c.Irisan tomat
|
4
|
Sayuran
Sayuran hijau atau
daun
Sayuran buah
|
a.Tumis kangkung
b.Sayur bayam
a.Sayur sop
b.Sayur asem
c.Capcay
|
½ mangkuk
|
3x sehari
|
a.Piring
b.Mangkuk
|
a.Irisan tomat
a.Daun seledri
b.Irisan tomat
C.Irisan timun
|
5
|
Buah
|
a.Buah segar
b.Buah potong
c.Sari buah (jus)
d.Buah lumat
|
2-3 potong sedang
|
2x sehari
|
a.Piring
b.Piring kecil
c.Piring kertas
d.Gelas
|
Potongan buah itu
sendiri
|
6
|
Susu
|
a.Susu ASI
b.Susu formula
c.Susu sapi
|
1 gelas
|
a.sesering mungkin
b.2x sehari
c.2x sehari
|
a.Botol susu
b.Gelas
|
|
Tabel
2.2
Bentuk
Takaran, Frekuensi Makanan
Berdasarkan
Kelompok Umur
Kelompok
Umur
|
Bentuk
Makanan
|
Frekuensi
Makanan
|
0-6
bulan
|
ASI
ekslusif
|
Sesering
mungkin
|
6-9
bulan
|
Makanan
lumat
|
2x
sehari, 2 sendok makan setiap kali makan
|
9-12
bulan
|
Makanan
lembek
|
3x
sehari, ditambah 1-2 kali makanan selingan
|
1-3
tahun
|
Makanan
keluarga
1-1 piring nasi
2-3
potong sedang lauk hewani
1-2
potong lauk sedang nabati
½
mangkuk sayur
2-3
potong buah-buahan
1
gelas susu
|
3x
sehari, ditambah 2 kali makanan selingan
|
4-6
tahun
|
1-3
piring nasi
2-3
potong sedang lauk hewani
2
potong lauk sedang nabati
1-1mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan
1-2
gelas susu
|
3x
sehari, ditambah 2 kali makanan selingan
|
2.5
Masalah gizi yang umumnya terjadi pada anak prasekolah
a.
Anemia defisiensi besi
Keadaan
ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi dalam makanan terutama
pada anak yang terlalu banyak mengonsumsi susu sehingga mengendurkan keinginan
untuk menyantap makanan lain. Untuk mengatasi keadaan ini, disamping memerlukan
suplementasi zat besi ( jika dokter menganggap ini perlu ), anak harus pula diberikan
dan dibiasakan menyantap makanan yang mengandung banyak besi. Sementara itu,
sebagian susu diganti dengan air atau air jeruk . Meski tidak mengandung besi ,
air jeruk kaya akan vitamin c yang dapat membantu penyerapan besi.
b.
Karies gigi
Lubang
gigi sering terjadi pada anak, karena terlalu sering makan cemilan yang lengket
dan banyak mengandung gula. Karies yang terjadi pada gigi sulung memang tidak
berbahaya, namun kejadian ini biasanya berlanjut sampai anak memasuki usia
remaja, bahkan sampai dewasa. Gigi yang berlubang akan menyerang gigi permanen
sebelum gigi tersebut berhasil menembus gusi.
Makanan
yang dapat dengan mudah menimbulkan karies, antara lain, keripik kentang,
permen ( terutama permen karet ), kue yang berisi krim , kue kering, dan
minuman manis. Namun, pada prinsipnya makanan apapun ( termasuk buah-buahan )
dapat menimbulkan karies jika sesudah makan anak tidak dibiasakan segera
menggosok gigi.
Upayakan
mencegah karies, tentu sudah jelas , yaitu menggosok gigi dengan pasta gigi berfluorida
( sebaiknya segera sesudah makan ), disamping tidak mengonsumsi makanan yang
lengket atau bergula. Makanan cemilan yang baik untuk gigi, antara lain, buah
segar , popcorn ( bukan popcorn berkaramel), kacang,keju, yogurt, kraker
berselai kacang, air buah dan sayuran, sayuran segar, permen tidak bergula,
sereal tidak manis, dan asinan. Kismis sebetulnya juga “terlarang”, namun masih
boleh dicemil dalam jumlah sedang ( karena banyak mengandung vitamin dan
mineral). Di luar ini, permen (terutama permen karet kopi),lollipop, sereal
berlapis gula, sebaiknya tidak dibiasakan untuk dicemil.
c.
Penyakit kronis
Penyakit
yang tidak menguras cadangan energy sekalipun, jika berlangsung lama dapat
mengganggu pertumbuhan karena menghilangkan nafsu makan anak. Disamping itu,
ada pula jenis penyakit yang menguras cadangan zat gizi, misalnya campak yang
menghabiskan cadangan vitamin A.
d.
Berat badan berlebih
Jika
tidak teratasi , berat badan berlebih (apalagi jika telah menjadi obesitas)
akan berlanjut sampai remaja dan dewasa. Sama
seperti orang dewasa, kelebihan berat badan anak terjadi karena
ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan keluar, terlalu banyak makan,
terlalu sedikit olahraga, atau keduanya. Berbeda dengan dewasa, kelebihan berat
anak tidak boleh diturunkan,karena penyusutan berat akan sekaligus
menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan. Laju pertambahan
berat selayaknya dihentikan atau diperlambat sampai proporsi berat terhadap
tinggi badan kembali normal. Perlambatan ini dapat dicapai dengan cara
mengurangi makan sambil memperbanyak olahraga.
e.
Pica
Orang
yang mengonsumsi sesuatu bukan makanan, semisal perca dan debu, tergolong ke
dalam pica. Perilaku tersebut tidak membahayakan hidup anak sejauh dia tidak
menyantap zat toksik.Pica harus dibedakan dengan”kebiasaan”anak,terutama
batita,memasukkan barang ke dalam mulut. Pada masa batita, anak menggunakan
mulut untuk belajar, misal menggigiti kelereng, dan ini bukan pica.
f.
Televisi
Sesungguhnya
bukan televise yang menimbulkan masalah gizi, melainkan dampak tayangnya,
terlebih iklan yang dilakonkan oleh anak. Pemirsa anak yang belum dapat
berpikir kritis mudah terbujuk dan hampir seketika menyukai, misalkan, keripik
kentang, permen atau makanan lain yang “tidak bergizi” yang iklannya dibintangi
oleh sebaya mereka. Iklan makanan anak bergizi jarang sekali ditayangkan. Hal
ini sulit sekali di atasi. Satu-satunya cara yang efektif untuk menghindarkan tayangan”buruk” itu
adalah dengan mematikan tv atau memindahkan ke saluran lain, saluran yang tidak
menayangkan iklan ketika iklan yang tidak diinginkan itu tampil di layar tv.
Jika anak ( besar ) sudah dapat diajak berkomunikasi, berikan pengajaran
tentang dampak negative makanan yang diiklankan.
g.
Berat badan kurang
Kekurangan
berat yang berlangsung pada anak yang
sedang tumbuh merupakan masalah serius. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan
makan yang buruk. Sama seperti masalah kelebihan berat, langkah penanganan
harus didasarkan pada penyebab serta kemungkinan pemecahannya. Pertanyaan
berikut dapat menyaring penyebab, untuk kemudian mengupayakan penanganan :
1.
Konsumsi makanan atau minuman apakah
yang selalu membuatnya muntah atau diare?
2.
Apakah selalu ada makanan di rumah?
3.
Apakah anak sering tidak makan atau
sarapan, dan menggantinya dengan makanan yang mengandung kalori atau zat gizi
yang rendah?
4.
Apakah anak dapat tidur lelap?
5.
Apakah anak banyak menonton iklan
makanan di televisi dan menirunya ?
Kesemua
ini dapat mengakibatkan anak enggan makan. Pemecahannya, tentu saja dengan
menghilangkan semua penyebab tersebut.
2.6 Peran perawat terkait dengan pemenuhan kebutuhan
gizi untuk anak prasekolah.
Perawat
mempunyai beberapa peran terkait dengan pemenuhan gizi untuk anak prasekolah.
Perawat dapat berperan sebagai konsultan gizi yang nantinya bertugas untuk
menyebarkan informasi gizi pada anak maupun keluarga. Disamping itu, perawat
juga dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lainnya, khususnya dengan
ahli gizi. Peran menjadi fokus upaya
pelayanan kesehatan. Contohnya, untuk menangani balita yang menderita marasmus,
perawat bersama tenaga gizi berkolaborasi membuat rencana untuk menentukan
kebutuhan makanan yang diperlukan bagi anak. Ahli gizi memberikan kontribusi
dalam perencanaan makanan dan perawat mengajarkan pasien memilih makan
sehari-hari. Dalam fungsi ini, perawat bertanggung jawab secara bersama-sama
dengan tenaga kesehatan lain terhadap kegagalan pelayanan kesehatan terutama
untuk bidang keperawatannya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Dari
uraian yang telah dibahas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa masa
prasekolah adalah masa peralihan antara masa bayi dan masa anak sekolah. Anak pada usia ini dalam menjalani tumbuh
kembangnya membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup protein, lemak,
karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara seimbang.
Kebutuhan pada anak usia ini memerlukan kalori sebesar 50 kkal per kg berat
badan. Anak-anak disetiap tahapan usia membutuhkan penanganan berbeda seiring
dengan pertumbuhannya. Hal ini disebabkan oleh
pada setiap tahapan pertumbuhan, karakter anak berbeda-beda. Sehingga, penyesuaian kebutuhan
anak disetiap tahapan usia sangat penting untuk mencapai pertumbuhan optimal.
3.2 Saran
Dari kesimpulan diatas, adapun saran yang dapat
diberikan oleh penulis yaitu sebagai berikut.
1.
Orang tua harus memberikan nutrisi yang
cukup dan seimbang kepada anaknya ketika berusia 1-6 tahun.
2.
Seorang perawat profesional harus mampu
melaksanakan perannya, khususnya terkait dalam pemenuhan kebutuhan gizi usia
1-6 tahun.
MAKALAH GIZI SEHAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar